12. SURAH Yusuf
Dengan
nama Allah, Yang Maha Pemurah, lagi Maha Penyayang
[1]
Alif,
Laam, Raa’. Inilah ayat-ayat Kitab yang nyata.
[2]
Sesungguhnya
Kami menurunkan ia sebagai Al-Quran dalam bahasa Arab, agar kamu memahami.
[3]
Kami
ceritakan kepadamu seindah-indah kisah dengan apa yang Kami wahyukan kepadamu
Al-Quran ini, padahal sebenarnya engkau sebelumnya adalah termasuk orang-orang
yang tidak mengetahui.
[4]
Ketika
Yusuf berkata kepada ayahnya (Nabi Yaakub) “Wahai ayahku! Sesungguhnya aku
(termimpi) melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan. Aku melihat mereka
bersujud kepadaku”
[5]
Dia
berkata “Wahai anakku! Janganlah engkau ceritakan mimpimu ini kepada
saudara-saudaramu, sehingga mereka menjalankan suatu rancangan terhadapmu. Sesungguhnya
syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.
[6]
Dan
demikianlah cara Tuhanmu memilihmu, dan akan mengajarimu tafsir mimpi, dan akan
menyempurnakan nikmatNya kepadamu dan kepada keluarga Yaakub, sebagaimana Dia
telah menyempurnakannya kepada kedua datuk nenekmu dahulu, Ibrahim dan Ishak. Sesungguhnya
Tuhanmu Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana”
[7]
Demi
sesungguhnya! (Kisah) Yusuf dengan saudara-saudaranya itu mengandungi
beberapa tanda bagi orang-orang yang bertanya.
[8]
Ketika
mereka berkata (sesama sendiri) “Sesungguhnya Yusuf dan adiknya (Bunyamin),
lebih disayangi oleh ayah berbanding kita, padahal kita ini satu kumpulan.
Sesungguhnya ayah kita berada dalam kesalahan yang nyata.
[9]
Bunuhlah
Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat yang jauh, supaya akan terbebas untuk
kamu sahajalah perhatian ayah, dan supaya kamu sesudah itu menjadi orang-orang
yang baik dan berguna”
[10]
Salah
seorang di antara mereka berkata “Janganlah kamu membunuh Yusuf, tetapi
buanglah dia ke dasar perigi, supaya dia dipungut oleh sebahagian dari orang-orang
musafir, kalaulah kamu tetap hendak berbuat”
[11]
Mereka
berkata “Wahai ayah kami! Mengapa ayah tidak mempercayai kami akan Yusuf,
padahal sesungguhnya kami sentiasa tulus mengambil berat terhadapnya?
[12]
Biarkanlah
dia pergi bersama-sama kami esok, supaya dia bersuka ria dan bermain-main. Dan
sesungguhnya kami akan menjaganya dengan sebaik-baiknya”
[13]
Dia
menjawab “Sesungguhnya (perbuatan) kamu membawanya bersama sangat
mendukacitakan daku. Dan aku bimbang dia akan dimakan oleh serigala, ketika kamu
lalai daripadanya”
[14]
Mereka
berkata “Kalaulah dia dimakan oleh serigala, sedang kami satu kumpulan, maka sesungguhnya
menjadilah kami orang-orang yang rugi”
[15]
Setelah
mereka pergi dengan membawanya bersama, dan setelah mereka bersepakat
melepaskannya ke dasar perigi, Kami ilhamkan kepadanya “Sesungguhnya engkau
kelak akan memberitahu mereka mengenai hal ini, sedang mereka tidak sedari”
[16]
Dan
sesudah itu, mereka kembali mendapatkan ayah mereka pada waktu senja sambil
menangis-nangis.
[17]
Mereka
berkata “Wahai ayah kami! Sesungguhnya kami telah pergi berlumba-lumba
(berburu) dan kami telah tinggalkan Yusuf bersama barang-barang kami (menjaga),
dan dia telah dimakan oleh serigala. Dan sudah tentulah engkau tidak mempercayai kami,
sekalipun kami adalah orang-orang yang benar”
[18]
Dan
mereka kembali sambil membawa bajunya dengan darah palsu. Dia berkata “Tidak!
Bahkan nafsu kamu telah menarik kamu ke dalam suatu perkara. Maka kesabaran
jualah yang sebaik-baiknya, dan Allah jua yang dipohon pertolonganNya mengenai
apa yang kamu katakan itu”
[19]
Dan
datanglah ke tempat tersebut satu rombongan yang sedang berada dalam
perjalanan, dan mereka menghantarkan seorang pencari air bagi mereka. Kemudian
(setelah) dia menghulurkan timbanya, dia berseru dengan katanya “Wah, alangkah
bertuahnya! Ini seorang budak lelaki” Mereka justeru menyembunyikannya sebagai
barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui akan apa yang mereka lakukan itu.
[20]
Dan
mereka menjualnya dengan harga yang sedikit, dengan hanya beberapa dirham
sahaja. Dan mereka sememangnya orang-orang yang tidak menghargainya.
[21]
Dan
berkatalah orang Mesir yang membelinya kepada isterinya “Berikanlah dia layanan
sebaik-baiknya. Semoga bermanfaat bagi kita, atau kita mengambilnya sebagai
anak” Dan demikianlah cara Kami menetapkan kedudukan Yusuf di bumi, agar Kami
mengajarinya sebahagian dari ilmu tafsir peristiwa. Dan Allah Maha Kuasa
melakukan segala perkara yang telah ditetapkanNya, akan tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.
[22]
Dan
tatkala dia mencapai kematangannya, Kami berikan kepadanya kebijaksanaan dan
ilmu pengetahuan. Dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang berusaha
memperbaiki amalannya.
[23]
Dan
dia (perempuan) yang dia (Yusuf) tinggal di rumahnya, menggodanya
berkehendakkan dirinya. Dan dia (perempuan) menutup pintu-pintu seraya berkata
“Marilah ke mari, awak” Dia menjawab “Aku berlindung kepada Allah. Sesungguhnya
Tuhanku telah memeliharaku dengan sebaik-baiknya. Sesungguhnya orang-orang yang
zalim itu tidak mungkin akan berjaya”
[24]
Demi
sesungguhnya dia (perempuan) berkeinginan yang teramat sangat kepadanya, dan
dia (Yusuf) pula akan timbul keinginan kepadanya kalaulah dia tidak melihat
bukti Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya perkara-perkara
yang tidak baik dan perbuatan-perbuatan keji. Sesungguhnya dia adalah dari
hamba-hamba Kami yang ikhlas.
[25]
Dan
mereka berdua berkejaran hingga ke pintu, dan dia (perempuan) menarik bajunya
(Yusuf) dari belakang hingga terkoyak. Dan terserempaklah keduanya dengan
suaminya di muka pintu. Dengan tiba-tiba dia berkata “Tidak ada balasan bagi
orang yang mahu melakukan kejahatan terhadap isterimu melainkan dipenjara atau
dikenakan azab yang menyeksakan”
[26]
Dia
(Yusuf) berkata “Dialah yang menggodaku berkehendakkan diriku” Dan tampillah seorang
dari keluarga perempuan berkenaan memberi pendapat dengan berkata “Jika bajunya
koyak dari belah hadapan, maka benarlah tuduhannya (perempuan), dan menjadilah
dia (Yusuf) dari orang-orang yang dusta.
[27]
Dan
jika bajunya koyak dari belah belakang, maka dustalah dia, dan dia (Yusuf)
adalah dari orang-orang yang benar”
[28]
Setelah
dia (suaminya) melihat bajunya koyak dari belah belakang, berkatalah dia
“Sesungguhnya ini adalah tipu daya kamu. Sesungguhnya tipu daya kamu ini
amatlah besar.
[29]
Wahai
Yusuf, lupakanlah hal ini. Dan mohonlah keampunan bagi dosamu, sesungguhnya engkau
dari orang-orang yang bersalah!”
[30]
Dan
perempuan-perempuan di bandar berkata “Isteri Al-Aziz itu menggoda hambanya
berkehendakkan dirinya, bahawa cintanya telah meresap ke dalam lipatan hatinya.
Sesungguhnya kami memandangnya berada dalam kesesatan yang nyata”
[31]
Maka
dia (Zulaikha) apabila mendengar cacian mereka, dia telah menghantarkan untuk
mereka (undangan) dan menyediakan untuk mereka jamuan, dan memberikan tiap-tiap
seorang di antara mereka sebilah pisau. Dan pada ketika itu, berkatalah dia
(kepada Yusuf) “Keluarlah di hadapan mereka” Kemudian ketika mereka melihatnya,
mereka tercengang melihat (keelokan rupa paras)nya, sehingga mereka (secara
tidak sedarkan diri) melukakan tangan mereka sambil berkata “Maha Sempurna
Allah! Ini bukanlah seorang manusia. Ini tidak lain melainkan malaikat yang
mulia!”
[32]
Dia
berkata “Inilah orangnya yang kamu tempelak aku mengenainya! Sebenarnya aku
telah menggodanya daripada dirinya tetapi dia menyelamatkan dirinya. Dan sekiranya
dia tidak mahu melakukan apa yang aku suruh, tentulah dia akan dipenjarakan,
dan akan menjadi dari orang-orang yang hina”
[33]
Dia
berkata “Wahai Tuhanku! Aku lebih suka kepada penjara daripada apa yang mereka
mengajakku kepadanya. Dan sekiranya Engkau tidak menjauhkan daripadaku tipu
daya mereka, mungkin aku akan cenderung kepada mereka, dan menjadi dari
orang-orang yang bodoh”
[34]
Lalu
Tuhannya memperkenankan doanya, dan dijauhkan daripadanya tipu daya mereka. Sesungguhnya
Dialah jua yang Maha Mendengar, lagi Maha Mengetahui.
[35]
Kemudian
timbul kepada mereka (suami dan orang-orangnya) setelah mereka melihat
tanda-tanda bahawa mereka harus memenjarakannya hingga ke suatu masa.
[36]
Dan
masuklah bersama-samanya ke dalam penjara dua orang muda. Salah seorang di
antaranya berkata “Sesungguhnya aku (termimpi) melihat diriku memerah anggur”
Dan berkata pula yang lain “Sesungguhnya aku melihat diriku menjunjung roti di
atas kepalaku, yang sebahagiannya dimakan oleh burung” “Terangkanlah kepada
kami akan tafsirnya. Sesungguhnya kami memandangmu dari kalangan orang-orang
yang berbuat baik”
[37]
Dia
menjawab “Tidak datang kepada kamu suatu makanan yang diberikan kepada kamu,
melainkan aku juga dapat menyatakan kepada kamu mengenainya, sebelum ia sampai
kepada kamu. Yang demikian adalah sebahagian dari apa yang diajarkan kepadaku
oleh Tuhanku. Dengan sebab itulah aku meninggalkan agama kaum yang tidak
beriman kepada Allah dan tidak percayakan hari akhirat.
[38]
Dan
aku menuruti agama datuk nenekku, Ibrahim, Ishak dan (ayahku) Yaakub. Tidaklah
patut kita mempersekutukan sesuatupun dengan Allah. Yang demikian itu adalah
dari limpah kurnia Allah kepada kita dan kepada umat manusia. Tetapi kebanyakan
manusia tidak bersyukur.
[39]
Wahai
sahabatku berdua yang sepenjara, adakah tuhan yang terpisah itu lebih baik atau
Allah Tuhan Yang Maha Esa, lagi Maha Kuasa?
[40]
Apa
yang kamu sembah, yang lain daripadaNya itu, hanyalah nama-nama yang kamu dan
datuk nenek kamu namakan. Allah tidak pernah menurunkan sebarang bukti
membenarkannya. Sesungguhnya Perintah hanyalah bagi Allah. Dia memerintahkan
supaya kamu jangan menyembah melainkan Dia. Yang demikian, itulah Agama yang
betul tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
[41]
Wahai
sahabatku berdua yang sepenjara! Adapun salah seorang dari kamu, maka dia akan
memberikan minuman arak kepada tuannya. Adapun yang lain, maka dia akan
dipalang, dan burung akan memakan sebahagian dari kepalanya. Telah selesailah
perkara yang kamu tanyakan itu”
[42]
Dan
berkatalah dia kepada orang yang diketahuinya akan selamat di antara mereka
berdua “Sebutkanlah aku kepada tuanmu” Tetapi dia telah dilupakan oleh syaitan untuk
menyebutkan kepada tuannya. Dengan sebab itu, tinggallah dia (Yusuf) terpenjara
beberapa tahun lamanya.
[43]
Dan
sang Raja berkata “Sesungguhnya aku (termimpi) melihat tujuh ekor lembu yang
gemuk dimakan oleh tujuh ekor yang kurus, dan tujuh tangkai yang hijau dan yang
lainnya kering. Wahai orang yang terkemuka, terangkanlah kepadaku mengenai apa
yang aku lihat ini, kalaulah kamu orang yang pandai menafsirkan”
[44]
Mereka
menjawab “Yang demikian itu adalah mimpi yang mengelirukan, dan kami bukanlah
orang-orang yang mengetahui akan tafsiran mimpi-mimpi tersebut”
[45]
Dan
berkatalah orang yang terselamat di antara mereka yang berdua itu apabila
teringat kembali setelah suatu masa “Aku akan memberitahukan kepada kamu mengenai
tafsirnya. Oleh itu, utuskanlah daku pergi”
[46]
“Wahai
Yusuf, orang yang benar! Terangkanlah kepada kami, tujuh ekor lembu yang gemuk
dimakan oleh tujuh ekor yang kurus. Dan tujuh tangkai yang hijau dan yang lainnya
kering, supaya aku kembali kepada orang-orang itu, semoga mereka mengetahui”
[47]
Dia
menjawab “Kamu akan bercucuk tanam untuk tujuh tahun seperti biasa, dan apa
yang kamu tuaikan itu biarkanlah ia pada tangkai-tangkainya, kecuali sedikit
dari bahagian yang kamu makan.
[48]
Kemudian
akan datang selepas itu, tujuh (tahun) yang berat, yang akan menghabiskan apa
yang kamu sediakan baginya, kecuali sedikit dari apa yang kamu simpan.
[Kemarau]
[49]
Kemudian
akan datang pula sesudah itu tahun yang padanya orang ramai beroleh rahmat
hujan, dan padanya mereka dapat memerah (hasil anggur, zaitun, dan sebagainya)”
[50]
Dan
berkatalah sang Raja “Bawakanlah dia kepadaku!” Tetapi tatkala utusan datang kepadanya,
dia berkata “Kembalilah kepada raja kamu, dan bertanyalah kepadanya mengenai perempuan-perempuan
yang melukakan tangan mereka? Sesungguhnya Tuhanku Maha Mengetahui akan tipu
daya mereka”
[51]
Dia
bertanya kepada mereka “Apakah hal kamu, semasa kamu memujuk Yusuf daripada
dirinya?” Mereka menjawab “Maha sempurna Allah, kami tidak mengetahui sesuatu
apapun kejahatan terhadap Yusuf” Isteri Al-Aziz pun berkata “Sekarang nyatalah
kebenaran, akulah yang menggodanya daripada dirinya. Dan sesungguhnya dia dari
kalangan orang-orang yang benar.
[52]
Yang
demikian supaya dia mengetahui, bahawa aku tidak mengkhianatinya secara rahsia.
Dan bahawa Allah tidak menjayakan tipu daya orang-orang yang khianat.
[53]
Dan
aku tidak mengaku diriku suci. Sesungguhnya nafsu manusia itu sangatlah
menyuruh melakukan kejahatan, melainkan orang-orang yang telah diberikan rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang”
[54]
Dan
sang Raja berkata “Bawakanlah dia (Yusuf) kepadaku, aku akan memilihnya untuk
diriku. Setelah dia berbual-bual dengannya, berkatalah sang Raja “Sesungguhnya
engkau pada hari ini, seorang yang berpangkat, lagi dipercayai di kalangan
kami”
[55]
Dia
berkata “Jadikanlah daku pengurus perbendaharaan hasil bumi. Sesungguhnya aku
seorang penjaga yang berpengetahuan”
[56]
Dan
demikianlah caranya, Kami menetapkan kedudukan Yusuf di bumi. Dia bebas tinggal
di dalamnya di mana sahaja yang disukainya. Kami limpahkan rahmat Kami kepada
sesiapa sahaja yang Kami kehendaki, dan Kami tidak menghilangkan balasan baik
orang-orang yang berbuat kebaikan.
[57]
Dan
sesungguhnya pahala hari akhirat lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan
mereka sentiasa bertakwa.
[58]
Dan
datanglah saudara-saudara Yusuf, dan mereka masuk mendapatkannya. Dia dengan
serta-merta mengenali mereka, sedang mereka tidak mengenalinya.
[59]
Dan
ketika dia menyediakan untuk mereka bekalan (makanan) mereka, berkatalah dia
“Bawakanlah kepadaku saudara kamu yang seayah. Tidakkah kamu melihat, bahawa
aku menyempurnakan bekalan kamu, dan bahawa aku sebaik-baik penerima tetamu?
[60]
Tetapi
kalau kamu tidak membawakannya kepadaku, maka tiadalah lagi hak bagi kamu
mendapatkan bekalan di sisiku, dan janganlah kamu menghampiriku lagi”
[61]
Mereka
menjawab “Kami akan cuba mendapatkan keizinan ayahnya untuknya, dan
sesungguhnya kami akan melakukannya”
[62]
Dan
berkatalah dia kepada orang-orang suruhannya “Masukkanlah barang-barang
dagangan mereka (semula) di tempat simpanan barang kenderaan mereka, supaya
mereka mengetahuinya kelak ketika mereka kembali kepada keluarga mereka, dan
mudah-mudahan mereka akan kembali lagi”
[63]
Maka
ketika mereka kembali kepada ayah mereka, berkatalah mereka “Wahai ayah kami!
Kami tidak akan mendapat bekalan lagi. Oleh itu, hantarkanlah dia (Bunyamin)
bersama-sama kami, supaya kami mendapat bekalan. Dan sesungguhnya kami akan
menjaganya dengan sebaik-baiknya”
[64]
Dia
berkata “Aku tidak menaruh kepercayaan kepada kamu terhadapnya melainkan
sepertimana kepercayaanku kepada kamu terhadap saudaranya dahulu. Dan Allah
jualah Penjaga yang sebaik-baiknya, dan Dialah jua Yang Maha Penyayang dari
sesiapa sahaja yang menaruh belas kasihan”
[65]
Dan
mereka, semasa membuka barang-barang mereka, mereka dapati barang-barang
dagangan mereka telah dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata “Wahai ayah
kami! Apa yang kita kehendaki lagi? Ini adalah barang-barang dagangan kita yang
telah dikembalikan semula kepada kita. Dan kami akan mendapat bekalan untuk
keluarga kami, dan kami akan dapat menjaga saudara kami, dan akan mendapat
tambahan bekalan muatan seekor unta. Pemberian bekalan yang mudah (sekali
ditunaikan)”
[66]
Dia
berkata “Aku tidak sekali-kali akan menghantarkannya pergi bersama-sama kamu,
sehinggalah kamu memberikan kepadaku satu perjanjian atas nama Allah, bahawa
kamu akan membawanya kembali kepadaku, kecuali jika kamu semua dikepung” Dan
ketika mereka memberikan perjanjian mereka kepadanya, berkatalah dia “Allah
jualah yang menjadi Saksi dan Pengawas atas apa yang kita ucapkan”
[67]
Dan
dia berkata lagi “Wahai anak-anakku! Janganlah kamu masuk (ke bandar Mesir)
dari sebuah pintu sahaja, tetapi masuklah dari beberapa buah pintu berlainan.
Namun begitu, aku tidak dapat menyelamatkan kamu daripada Allah sesuatu apapun.
Kuasa menetapkan sesuatu itu hanyalah bagi Allah. KepadaNyalah aku berserah
diri, dan kepadaNyalah hendaknya berserah orang-orang yang mahu berserah diri”
[68]
Dan
ketika mereka masuk menuruti arah yang diperintahkan oleh ayah mereka, tidaklah ia
dapat menyelamatkan mereka daripada Allah sesuatu apapun. Tetapi yang demikian
itu hanyalah untuk melahirkan hajat yang terpendam di dalam hati Yaakub. Dan
sesungguhnya dia seorang yang berilmu, kerana Kami telah mengajarinya, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui.
[69]
Dan
semasa mereka masuk menemui Yusuf, dia segera mendapatkan saudara kandungnya kepadanya
sambil dia berkata “Sesungguhnya akulah saudara engkau (Yusuf). Oleh itu,
janganlah berdukacita lagi disebabkan apa yang mereka lakukan”
[70]
Maka
ketika dia membekali mereka dengan bekalan mereka, diletakkannya bekas minuman
pada simpanan saudaranya (Bunyamin), kemudian menyerulah seorang penyeru “Wahai
para kafilah, sesungguhnya kamu ini pencuri”
[71]
Mereka
bertanya sambil menghadap ke arah mereka (penyeru) “Apakah yang kamu
kehilangan?”
[72]
Mereka
menjawab “Kami kehilangan bekas minuman raja. Dan sesiapa yang memulangkannya,
(baginya bekalan) bebanan seekor unta, dan akulah yang menjaminnya”
[73]
Mereka
berkata “Demi Allah! Sesungguhnya kamu sedia mengetahui bahawa kedatangan kami
bukanlah untuk berbuat kerosakan di bumi ini, dan kami pula bukanlah pencuri”
[74]
Mereka
(penyeru) bertanya “Maka apakah balasan baginya, jika kamu berdusta?”
[75]
Mereka
menjawab “Balasannya, sesiapa yang didapati benda tersebut pada simpanannya,
maka dialah sendiri yang menjadi balasannya. Demikianlah kami membalas
orang-orang yang zalim”
[76]
Maka
dia (Yusuf) mula memeriksa tempat-tempat simpanan mereka sebelum memeriksa
tempat simpanan saudara kandungnya, lalu dia mengeluarkan ia dari tempat
simpanan saudara kandungnya. Demikianlah Kami rancangkan untuk Yusuf. Tidaklah
dia dapat mengambil saudara kandungnya menurut undang-undang raja, melainkan
jika dikehendaki oleh Allah. Kami tinggikan pangkat kedudukan sesiapa yang Kami
kehendaki, tetapi tiap-tiap orang yang berilmu pengetahuan, ada lagi Yang lebih
mengetahui.
[77]
Mereka
berkata “Kalaulah dia mencuri, maka sesungguhnya saudara kandungnya juga pernah
mencuri dahulu” Tetapi Yusuf menyembunyikannya di dalam dirinya, dan tidak
menyatakannya kepada mereka, sambil dia berkata (di dalam hatinya) “Kamulah yang
lebih buruk kedudukannya. Dan Allah Maha Mengetahui akan apa yang kamu katakan
itu”
[78]
Mereka
berkata “Wahai datuk menteri! Sesungguhnya dia mempunyai seorang ayah yang
telah lanjut usianya. Oleh itu, ambillah salah seorang di antara kami sebagai
ganti. Sesungguhnya kami memandangmu dari kalangan orang-orang yang sentiasa
berbudi”
[79]
Dia
menjawab “Kami berlindung kepada Allah dari mengambil sesiapapun melainkan
orang yang kami dapati milik kami bersamanya. Sesungguhnya kami (jika tidak), akan
menjadilah orang-orang yang zalim”
[80]
Maka
apabila mereka berputus asa terhadapnya, mereka kemudiannya mengasingkan diri
lalu berbincang secara rahsia. Berkatalah yang tertua di antara mereka
“Tidakkah kamu ketahui bahawa ayah kita telah mengambil janji daripada kamu
atas nama Allah. Dan dahulupun kamu telah gagal dalam perkara Yusuf? Oleh itu,
aku tidak sekali-kali akan meninggalkan negeri ini sehinggalah ayahku
mengizinkan aku, atau sehingga Allah memberikan keputusan terhadapku. Dan
Dialah Hakim yang seadil-adilnya.
[81]
Kembalilah
kepada ayah kita dan katakanlah “Wahai ayah kami! Sesungguhnya anakmu telah
mencuri, dan tidaklah kami memberikan keterangan melainkan apa yang kami
ketahui, dan kami tidaklah dapat menjaga perkara yang ghaib.
[82]
Dan
bertanyalah kepada penduduk bandar tempat kami berada di situ (berdagang) atau kepada
kafilah yang kembali bersama kami. Dan sesungguhnya kami adalah orang-orang
yang benar”
[83]
Berkatalah
dia “Tidak! Bahkan nafsu kamu telah menarik kamu ke dalam suatu perkara. Maka
kesabaran jualah yang sebaik-baiknya. Mudah-mudahan Allah mengembalikan mereka
semua kepadaku. Sesungguhnya Dia, Dialah jua Yang Maha Mengetahui, lagi Maha
Bijaksana”
[84]
Dan
dia berpaling daripada mereka sambil berkata “Aduhai sedihnya aku terhadap
Yusuf” Dan menjadilah kedua belah matanya putih disebabkan kesedihan sambil dia
menahan.
[85]
Mereka
berkata “Demi Allah, kamu tidak henti-henti mengenangkan Yusuf, sehingga kamu
sakit merana, atau menjadi dari orang-orang yang binasa”
[86]
Dia
menjawab “Sesungguhnya aku hanya mengadu kesusahan dan kesedihanku kepada Allah,
dan aku mengetahui daripada Allah, apa yang kamu tidak ketahui.
[87]
Wahai
anak-anakku! Pergilah dan carilah khabar berita mengenai Yusuf dan saudaranya
(Bunyamin), dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tidak
berputus asa dari rahmat Allah itu melainkan orang-orang yang kafir”
[88]
Maka
setelah mereka masuk menghadapnya (Yusuf), berkatalah mereka “Wahai Datuk
Menteri, kami dan keluarga kami telah menderita kesusahan, dan kami datang
dengan membawa barang-barang yang kurang baik dan tidak berharga (untuk
dijadikan tukaran). Oleh itu, sempurnakanlah sukatan bekalan untuk kami dan
mendermalah kepada kami, sesungguhnya Allah akan membalas orang-orang yang
menderma”
[89]
Dia
berkata “Tahukah kamu apa yang kamu telah lakukan kepada Yusuf dan adiknya,
semasa kamu jahil?”
[90]
Mereka
bertanya “Engkaukah sesungguhnya Yusuf?” Dia menjawab “Akulah Yusuf dan inilah
adikku (Bunyamin). Sesungguhnya Allah telah mengurniakan nikmatNya kepada kami.
Sesungguhnya sesiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak
menghilangkan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan”
[91]
Mereka
berkata “Demi Allah! Sesungguhnya Allah telah melebihkan dan memuliakan engkau
daripada kami. Dan sesungguhnya, kami adalah orang-orang yang bersalah”
[92]
Dia
berkata “Kamu pada hari ini tidak akan ditempelak atau dipersalahkan, semoga
Allah mengampunkan dosa kamu. Dan Dialah jua Yang Maha Penyayang di antara para
penyayang.
[93]
Pergilah
bersama bajuku ini, kemudian letakkanlah pada muka ayahku supaya dia dapat
melihat, dan setelah itu bawakanlah kepadaku keluarga kamu semuanya sekali”
[94]
Dan
semasa kafilah masih lagi dalam perjalanan (pulang), berkatalah ayah mereka
(kepada kaum keluarga yang ada di sisinya) “Sesungguhnya aku terhidu bau Yusuf.
Sekiranya kamu tidak menuduhku nyanyuk”
[95]
Mereka
berkata “Demi Allah! Sesungguhnya engkau (ayah) masih lagi berada dalam
kekeliruanmu yang dulu”
[96]
Dan
ketika tiba pembawa khabar berita yang menggembirakan itu, dia meletakkannya
pada mukanya (Nabi Yaakub), kemudian kembalilah penglihatan. Dia berkata
“Bukankah aku telah katakan kepada kamu, sesungguhnya aku mengetahui daripada
Allah, apa yang kamu tidak ketahui?”
[97]
Mereka
berkata “Wahai ayah kami! Mohonkanlah keampunan bagi kami akan dosa-dosa kami.
Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah”
[98]
Dia
berkata “Aku akan memohon keampunan bagi kamu daripada Tuhanku. Sesungguhnya
Dia, Dialah jua Yang Maha Pengampun, lagi Maha Penyayang”
[99]
Dan
ketika mereka masuk menemui Yusuf, dia segera mendapatkan kedua ibu bapanya
kepadanya, sambil berkata “Masuklah kamu ke negeri Mesir, insyaAllah selamat.
[100]
Dan
didudukkannya kedua ibu bapanya di atas kerusi kebesaran, dan mereka bersujud
merebahkan diri kepada Yusuf, dan dia berkata “Wahai ayahku! Inilah tafsiran
mimpiku dahulu. Sesungguhnya Tuhanku telah menjadikan ia benar. Dan
sesungguhnya Dia telah melimpahkan kebaikan kepadaku ketika Dia mengeluarkan daku
dari penjara dan membawa kamu dari kehidupan badwi sesudah perbalahan antaraku
dengan saudara-saudaraku oleh syaitan. Sesungguhnya Tuhanku lemah-lembut
tadbirNya bagi apa yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Dia, Dialah jua yang Maha
Mengetahui, lagi Maha Bijaksana"
[101]
“Wahai
Tuhanku! Sesungguhnya Engkau telah mengurniakan daku sebahagian dari kekuasaan
dan mengajariku sebahagian dari ilmu tafsir peristiwa (mimpi). Wahai Pencipta
langit dan bumi, Engkaulah Penguasa dan Pelindungku di dunia dan di akhirat.
Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam, dan satukanlah daku dengan orang-orang
yang soleh”
[102]
Demikianlah
di antara berita-berita ghaib yang Kami wahyukan kepadamu, sedang engkau tidak
ada bersama-sama mereka semasa mereka bersepakat merancangkan dan semasa mereka
menjalankan rancangan.
[103]
Dan
kebanyakan manusia tidak akan beriman walaupun engkau terlalu ingini.
[104]
Padahal
engkau tidak meminta kepada mereka sebarang upahpun mengenainya, sedang ia
tidak lain hanyalah peringatan untuk seluruh dunia.
[Al-Quran]
[105]
Dan
berapa banyak tanda di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka
tidak jua menghiraukan dan memikirkannya.
[106]
Dan
kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah melainkan mereka
mempersekutukanNya dengan yang lain.
[107]
Adakah
mereka merasa aman dari kedatangan azab Allah yang meliputi mereka, atau
didatangi Saat secara mengejut, sedang mereka tidak sedari?
[108]
Katakanlah
“Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang menurutiku, menyeru manusia umumnya
kepada agama Allah dengan bukti yang nyata. Maha suci Allah dan bukanlah aku dari golongan
yang menyekutukan (Allah)”
[109]
Dan
tidaklah Kami mengutuskan sebelummu melainkan orang lelaki yang Kami berikan
wahyu kepadanya di kalangan penduduk negeri. Oleh itu, mengapa orang-orang itu
tidak mengembara di muka bumi, supaya memerhatikan bagaimana akibat orang-orang
yang terdahulu daripada mereka? Dan sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik
bagi orang-orang yang bertakwa. Oleh itu, mengapa kamu tidak mahu
memikirkannya?
[110]
Sehingga
apabila Rasul-rasul berputus asa dan menyangka bahawa mereka telah didustakan,
datanglah pertolongan Kami kepada mereka. Dan diselamatkan sesiapa yang Kami
kehendaki, dan azab Kami tidak akan dapat ditolak dari menimpa kaum yang
berdosa.
[111]
Demi
sesungguhnya, kisah mereka itu mengandungi pelajaran yang mendatangkan iktibar
bagi orang-orang yang mempunyai akal fikiran. Bukanlah ia cerita yang
diada-adakan, tetapi pengesahan apa yang sebelumnya, dan keterangan yang
menjelaskan tiap-tiap sesuatu, dan petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.